Analisis Novel The Edible Woman
The Edible Woman by Margaret Atwood
Ringkasan
The Edible Woman,
novel pertama Margaret Atwood, diterbitkan pada tahn 1969 dan menjadikan
Margaret Atwood sebagai salah satu penulis besar di akhir abad ke-20. Atwood
kemudian menjadi terkenal karena mengangkat tema kesadaran sosial dan
sensitivitasnya akan isu-isu keadilan sosial seperti feminisme, otonomi
perempuan dalam konteks hubungan antara Kanada-Amerika Serikat. Novel ini hadir
seiring dengan bangkitnya gerakan feminisme gelombang kedua dan perempuan mulai
mengadvokasi pembubaran konstruksi norma gender yang membuat mereka tetap
berada dalam peran domestik, di luar bidang publik, dan hanya sedikit ruang
untuk kenaikan jabatan atau pengembangan karir. Protagonis nove, Matian
McAlpin, mewakili realita yang membuat frustasi ini: posisinya di kantor
Seymour Surveys, sebagai pembaca dan editor kuesioner perusahaan, tidak
memberinya kesempatan untuk naik atau berkembang dalam perannya.
Novel
ini mengeksplorasi tema identitas gender, harapan, dan stereotipe, menunjukkan
bahwa seseorang dapat menyesuaikan atau menentang norma tersebut. Marian
tercekik oleh struktur sosial llingkungannya berada, dari pertemanan hingga
pada pertunangannya dengan Peter, yang merepresentasikakan stereotipe
maskulinitas rata-rata. Peristiwa penting dalam novel ini terjadi ketika Marian
bertunangan dengan Peter, sejak bertunangan dai mulai kehilangan kemampuannya
untuk makan. Judul novel sendiri berasal dari adegan terakhir, di mana Marian
menyajikan kue berbentuk perempuan kepada Peter untuk dijadikan sebagai
perempuan pengganti dirinya untuk Peter dimakan, saat dia akhirnya sadar bahwa
Peter telah memakan dan mendorongnya dalam batasan-batasan feminitas.
The Edible Woman
sering dipuji sebagai karya proto-feminis karena analisisnya terhadap tema
seputar perempuan dan identitas. Namun, Atwood secara konsisten menolak label
tersebut, memperlihatkan keraguannya untuk menyesuaikan dengan satu label yang
mengaitkannya dengan gerakan feminisme dan membatasi kompleksitas novel hanya
dalam nuansa gender. Ide tentang karaya “feminis”, pada saat itu, jarang diakui
dan tersebar luasa seperti saat ini, dan Atwood telah menyatakan dalam banyak
wawancara bahwa dia tidak secara sadar mencoba menulis novel feminis. Novel ini
tidak memiliki karakter yang sesuai dengan visi langsung feminis atau
pemberdayaan perempuan dan berfokus pada konflik yang dialami perempuan ketika
mereka terjebak dalam keinginan dan hasrat untuk menemukan identitasnya
sendiri.
Tema
Peran Gender Perempuan
Setiap
karakter perempuan dalam The Edible Woman
mewujudkan seperangkat nilai tertentu yang sesuai atau menentang peran
stereotipe gender perempuan. Relasi setiap tokoh perempuan dan ekspektasi
gender mereka merupakan sumber konflik. Dari tampilan luarnya, Marian adalah
visi feminitas standar dan tidak mencolok: dia mengambilkan minuman Peter
ketika dia memintanya, berbicara sedikit dan tidak pernah berdebat dengannya,
melakukan pekerjaan biasa dan tidak pernah terlibat dalam masalah, dan
berpakaian konservatif. Namun, konformitasnya juga mengarah pada ketidakbahagiaan
dan rasa kehilangan diri yang mendalam. Clara, teman Marian, mewakili visi lain
dari feminitas yang khas: ibu rumah tangga. Claran meninggalkan pendidikannya
untuk melayani dan menjadi pelengkap suaminya, membesarkan anak-anak mereka dan
tetap berada dalam peran rumah tangga. Ainsley adalah penggambaran yang rumit
dari seseorang yang menentang peran gender – dia keras, berbicara tentang sex,
dan ingin memerdekakan dirinya dari stereotipe yang ada – tetapi pada akhirnya,
dia justru menyesuaikan diri dengan norma sosial dengan menikahi Fish secra
terburu-buru demi menciptakan keluarga untuk anak yang dikandungnya.
Makulinitas
Sama
seperti feminitas, novel ini juga menyajikan berbagai gambaran maskulinitas.
Peter adalah tipikal pria dalam standar masyarakat, rupawan dan bekerja. Namun
maskulinitas standar Peter cenderung berperilaku misoginis terhadap Marian,
mengabaikan perasaannya dan terus menerus memintanya untuk melakukan “tuga
perempuan” seperti mengambilkna minuman. Duncan, di sisi lain, gambaran
terbalik dari maskulinitas standr. Dai secara fisik lemah dan tidak memiliki
keinginan untuk mengontrol Marian secara eksplisit. Namun, dia memiliki
beberapa ciri maskulin yang khas, terutama keinginannya untuk memperlakukan
perempuan tidak sebagai individu, melainkan sebagai orang yang dapat memenugi
peran tertentu untuk membantunya.
Pernikahan
Pernikahan
adalah topik yang kontroversial dan kompleks dalam novel. Pada awalnya, Peter
menolak pernikahan, meratapi kehiangan teman-temannnya karena wanita yang dia
anggap jahat karena membawa pergi teman-temannya. Namun, dia kemudian melamar
Marian dengan alasan karena adanya tuntutan untuk melakukan apa yang menjadi standar
dan harapan masyarakat, untuk memiliki istri yang bisa dia bawa ke pesta
kantornya dan terlihat terhormat. Marian, meskipun menerima lamaran Peter,
secara bawah sadar mulai melakukan pemberontakan akan keputusannya itu, dan
terus-menerus mempertanyakan hubungannya dengan Peter dan hal itu menjadi
semakin seirus. Pernikahan Clara dan Joe juga memperlihatkan beberapa
konfliknya; beberapa karakter, termasuk Peter, Ainsley, dan Marian melihat
pernikahan mereka menyedihkan. Pernikahan Clara dan Joe dapat menjadi gambaran
pernikahan yang akan dialami Marian dan Peter, dan hal itu merupakan
peringatan. Ainsley adalah gambaran lain dari sikap tertentu terhadap
pernikahan. Pada awalnya, dia sangat kritis terhadap institusi sosial. Pada akhirnya
dia mengubah anggapan itu, dan memulai pencarian suami, akhirnya ia menikahi
Fish teman sekamar Duncan.
Pekerjaan
Pekerjaan
Marian adalah pekerjaan yang benar-benar biasa. Dia merasa tidak puas dan
dibatasi dalam lingkup tersebut, tidak dapat menyuarakan pendapatnya dan
dipaksa untuk melakukan tugas-tugas kasar yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaannya yang sebenarnya, seperti mencicipi puding berasa ketika seharusnya
dia menulis survei atau mengeditnya. Pekerjaan itu melambangakn salah satu dari
banyak kekuatan yang melucuti hak Marian dan membuat hidupnya tidak memuaskan. Meskipun
Marian berpendidikan, dia tidak dapat pekerjaan yang memuaskannya atau
merangsang intelektualitasnya. Pposisi Marian menekankan kurangnya pilihan yang
dihadapi perempuan pada saat Atwood menulis The
Edible Woman.
Seks
Meskipun
seks sering dibahas melalui simbol dalam novel, sesungguhnya hal itu digunakan
untuk mengkarakterisasi banyak tokoh di dalamnya. Termasuk “virgin office” yang
bekerja dengan Marian, serta Ainsley, yang aktif secara seksual dan terbuka
akan sikapnya yang liberal terhadap seks. Pada akhirnya, Duncan ingin
berhubungan seks dengan Marian, dan pengalaman itu akhirnya menjadi pengalaman
yang tidak memuaskan dan menakutkan yang tidak disukai Marian. Novel ini
menggambarkan beberapa tipe hubungan perempuan terhadap seks, dari ketakutan
hingga kesenangan, konflik Marian dengan tubuhnya menjadi inti cerita. Marian
menyadari bahwa tubuhnya dikuasai, bahwa dia adalah sesuatu yang ingin
dikonsumsi oleh Peter baik secara fisik maupun mental, dan secara tidak sadar
dia menolak gagasan ini, karena dia kehilangan kemampuannya untuk mengonsumsi
apapun yang dulunya hidup setelah menyaksikan Peter makan dengan sangat lahap.
Konsumsi, dan makan, berfungsi sebagai salah satu cara Atwood mempertimbangkan
peran seks dalam hubungan dan ekspektasi gender.
Konsumsi
Setelah
menyaksikan Peter makan saat mereka makan malam, Marian mulai kehilangan
kemampuannya untuk memakan berbagai makanan. Awalnya, dia tidak bisa makan
daging, perlahan dia muak dengan telur, susu, dan sayuran tertentu. Marian muak
dengan kehidupan yang dilihatnya dalam makanan itu; ketika dia memakannya, dia
selalu merasakan empati yang kuat dengan kesadaran hilangnya nyawa mereka untuk
menjadi berada di atas piring. Dia membayangkan dirinya merobek jantung, otot,
dan paru-paru yang dia proyeksikan ke dalam makanan. Konsumsinya sendiri
mencerminkan apa yang dirasakan di tangan orang-orang di sekitarnya, terutama
Peter. Dia merasa dimakan oleh Peter; dengan demikian, dia menolak dirinya
untuk mengonsumsi makanan. Pada akhirnya, Marian menguji Peter dengan memberinya
kue berbentuk permepuan, representasi dirinya untuk dimakan sehingga dia dapat
melihat apakah Peter benar-benar ingin menghancurkannya. Peter menolak;
sebaliknya, Duncan lah yang memakan kue tersebut, yang membuat endingnya
menjadi ambigu, karena tidak jelas apakah Marian ingin dimakan oleh Duncan dan
menjalin hubungan dengannya.
Comments
Post a Comment