Analisis Novel Breakfast at Tiffany's

 Memahami Breakfast at Tiffany’s

Diterjemahkan dari Shmoop



Unsur Kesastraan

Tema Utama

Menyendiri

Menyendiri, keinginan dan ketakutan akan hal itu, adalah tema sentral dalam Breakfast at Tiffany’s. Dalam banyak hal, menyendiri mencerminkan keinginan untuk tidak dibatasi oleh hubungan personal karena hidup sendiri dapat menghindarkan kita dari ikatan yang rumit dengan orang lain. Tapi terlalu sering menyendiri juga bisa menjadi sumber ketakutan para tokoh karena menyadari bahwa dalam beberapa hal mereka juga ingin berada dalam keinginan memiliki dan dimiliki. Kita melihat bahwa keputusan menyendiri mencegah beberapa tokoh untuk bergerak maju dalam hidup mereka dan itu memengaruhi sebagaian besar aspek novel.

Persahabatan

Persahabatan adalah hal yang rumit. Bisa indah dan memuaskan, juga bisa menyakitkan dan menghancurkan. Persahabatan dalam novel ini, sebagaian besar, bersifat dangkal dan sering didasarkan pada keuntungan yang didapatkan. Tetapi kadang-kadang persahabatan yang tulus juga muncul namun dalam suasana-suasana yang tidak terduga. Persahabatan ini mencerminkan hubungan tertentu dalam novel Breakfast at Tiffany’s sebab mereka memperlihatkan kita akan kesetian, kelembutan, dan kepedulian di tengah dunia yang tampaknya kekurangan hal-hal seperti ini.

Mimpi, Harapan, dan Rencana

Pada tingkat tertentu, Breakfast at Tiffany’s adalah tentang menggapai masa depan dan tentang impian, harapan, dan rencana yang kita buat. Dalam banyak hal, impian-impian ini menggerakan para tokoh, kerena mereka didorong oleh harapan akan sesuatu yang lebih baik di masa depan daripada yang mereka dapatkan di masa kini. Tetapi ketika harapan dan rencana berantakan, ini memberikan dampak yang menghancurkan bagi si pemimpi. Tiba-tiba mereka harus merubah apa yang mereka nantikan, dan ini membuat beberapa tokoh menjadi kacau karena mereka dipaksa untuk mengevaluasi kembali kehidupan mereka.

Memori dan Masa Lalu

Memori dan masa lalu adalah kekuatan negatif-positif dalam Breakfast at Tiffany’s. Untuk beberapa tokoh, kenangan adalah satu-satuny hal bahagia yang mereka miliki dalam hidup karena ingatan itu mampu membawa mereka pada rasa aman yang pernah mereka lalui. Tapi, dalam kasus lain, kenangan dan masa lalu tidak mau lepas dari kehidupan para tokoh dan mereka dipaksa untuk menghadapinya lagi dan lagi. Kenangan ini menjadi berbahaya dan menyedihkan ketika para tokoh melepaskannya atau melampauinya dengan harapan menemukan kebahagiaan di masa sekarang dan di masa depan.

Kefanaan

Ide kefanaan muncul hampir di setiap aspek Breakfast of Tiffany’s. itu adalah keinginan untuk tidak terkekang dan terikat yang mendorong banyak aksi Holly dalam cerita, dan ada rasa kefanaan yang pasti disepanjang narasi novel. Kita dapat merasakan bahwa hubungan dan koneksi yang terjalin tidak akan bertahan lama, bahwa kenyamanan lebih penting dari apapun. Dan hubungan semacam ini menimbulkan perasaan cemas karena kita selalu menunggu hubungan yang mana lagi yang akan berakhir. Di dunia yang ditandai dengan kefanaan, sulit untuk mengetahui apa yang harus dipertahankan (baik untuk para tokoh dan bagi kita para pembaca), dan ini memengaruhi cara kita membaca novel karena membuat kita gelisah.

Kebebasan dan Keterikatan

Keinginan akan kebebasan dan ketakutan akan keterikatan berjalin dengan tema lain dalam Breakfast at Tiffany’s. Keinginan untuk bebas memaksa para tokoh untuk bertindak dengan cara yang aneh untuk mempertahankan kemandirian mereka, dan mereka bereaksi sama kuatnya ketika mereka mengalami rasa terikat. Keinginan akan kebebasan juga mencegah beberapa karakter untuk dekat dengan orang lain, karena takut orang lain ini akan membatasi gerak mereka. Beberapa tokoh bahkan tidak ingin melihat kurungan seperti sangkar karena gagasan pembatasan yang dicerminkannya.

Rumah

Tidak ada satu gagasan pun yang pasti tentang “rumah” di Breakfast at Tiffany’s, dan inilah yang menjadikannya tema yang menarik. Bagi sebagian orang, rumah adalah perasaaan memiliki, dan tidak peduli di mana letaknya. Bagi orang lain, rumah berkaitan dengan orang-orang sekitar yang mampu membuat mereka nyaman. Rumah bukan hanya sebuah tempat di mana mereka tinggal. Bukan bangunan, bukan apartemen. Mungkin seluruh kota atau perasaan berada di dekat keluarga, dan rumah dapat memiliki arti berbeda bergantung pada pengalam hidup tiap-tiap orang.

Cinta

Kita hanya mendapatkan sedikit penyebutan langsung tentang "cinta" di Breakfast at Tiffany’s, tetapi itu masih cukup penting karena kita disajikan dengan banyak gagasan berbeda tentang apa itu cinta sebenarnya. Ada cinta tanpa syarat, cinta tak berbalas, cinta antara teman, dan cinta dalam arti yang lebih tradisional. Dan, pada titik tertentu dalam novel, masing-masing jenis cinta ini memberikan rasa sakit dan kesedihan. Tidak ada cinta ala dongeng dalam cerita ini. Sebaliknya, kita mendapatkan gambaran cinta yang lebih realistis – rumit, berantakan, dan terkadang sangat menyakitkan.

Analisis Tone

Simpatik

Ini mungkin terdengar sedikit rumit, tetapi sikap Capote terhadap Holly bisa berbeda dari reaksi kita terhadapnya (dan menurut kami ini adalah bagian dari bakatnya). Beberapa dari kita mungkin tidak menyukainya atau bersimpati padanya, tetapi Capote tampaknya melakukan keduanya. Dia sebenarnya memberi kita banyak alasan untuk tidak menyukai Holly, tetapi dia juga berhati-hati untuk meredamnya dengan beberapa informasi yang mungkin menimbulkan reaksi simpatik akan bagian lain dari hidupnya. Misalnya, setelah dia dengan dingin mengkritik tulisan narator tanpa memikirkan bagaimana kata-katanya dapat melukai perasaannya, kita segera diperkenalkan ke Doc dan dia menceritakan kisah sedih masa kecil Holly dan Fred:

 

"Yah, kamu tidak pernah melihat sesuatu yang lebih menyedihkan. Tulang rusuk mencuat di mana-mana, kaki sangat lemah sehingga mereka hampir tidak bisa berdiri, gigi bergoyang-goyang sehingga mereka tidak bisa mengunyah bubur. Ceritanya adalah: ibu mereka meninggal karena TBC, dan ayah mereka meninggal dengan cara yang sama- dan semua churren, seluruh rakit mereka, mereka dikirim untuk tinggal dengan orang-orang jahat yang berbeda. Sekarang Lulamae dan saudara laki-lakinya, mereka berdua tinggal dengan beberapa orang jahat yang tak terhitung jumlahnya seratus mil di sebelah timur Tulip. Dia punya alasan bagus untuk kabur dari rumah itu." (9.18)

 

Tidak peduli apa yang mungkin kita pikirkan tentang Holly sebagai orang dewasa (dan beberapa dari kita mungkin menggunakan istilah "dewasa" ketika membahasnya), cukup sulit untuk tidak merasa sedih untuk seorang anak kecil tanpa orang tua, yang tidak memiliki makanan untuk dimakan. Dan tidak ada tempat tinggal yang aman. Capote tidak mengabaikan sikap buruknya, tetapi dia juga memberi kita beberapa informasi yang memperumit penilaian kita akan Holly. Kita mendapatkan informasi yang lebih simpatik tentang mengapa dia melakukan apa pun yang  harus dilakukan untuk bertahan hidup, dan ada cukup banyak detail semacam ini dalam novel untuk menunjukkan bahwa Capote sendiri merasakan simpati untuknya daripada keinginan untuk mengkritik tokoh utama perempuan dalam novelnya.

Analisis Genre

Fiksi Sastra

Sebagai sebuah genre, fiksi sastra sangat bergantung pada karakter, dan tidak dapat disangkal bahwa Holly menjadi inti penceritaan dalam Breakfast at Tiffany’s. Memang banyak yang terjadi dalam cerita, dan peristiwa yang terjadi tentu saja menarik dan terdapat beberapa narasi erotis. Kehamilan Holly, penangkapannya, perselingkuhan dengan José, cerita tentang masanya di Hollywood, dan bahkan narator menunggang kuda yang membawa bencana di Central Park semuanya itu membangun cerita. Tapi, pada akhirnya, kita menemukan bahwa semua elemen dramatis ini mencerminkan upaya untuk mengungkapkan karakter Holly kepada kita. Setiap hal yang terjadi menghasilkan gambaran yang lebih lengkap tentang siapa Holly, dan dengan cara ini plot berfungsi untuk menciptakan kedalaman karakter. Pada akhirnya, novel ini adalah studi tentang Holly Golightly, dan itulah mengapa kita dapat menganggapnya sebagai fiksi sastra.

Comments

Popular posts from this blog

Analisis Novel Emma

Analisis Novel The Secret Garden