Analisis Novel Charlie and The Chocolate Factory
Memahami Charlie and The Chocolate Factory
Tema
Hal Baik datang dengan Paket Kecil
Charlie
and the Chocolate Factory adalah sebuah novel di mana segala sesuatunya entah
baik dan buruk, dan salah satu cara Dahl menunjukkan kebaikan akan suatu hal
adalah dengan membuatnya terlihat kecil. Charlie, contohnya, adalah anak yang
kecil dan kekurangan gizi. Ketika dia berdiri di depan pabrik, orang-orang
mengasihininya karena tubunya yang kecil dan terlihat lemah. Mr. Wonka juga
kecil: deskripsi awal yang kita dapat tentang Mr. Wonka berfokus pada figurnya
yang kecil. Dan terakhir, coklat bar juga kecil. Hal-hal kecil seringa kali
dianggap remeh oleh orang-orang yang enggan untuk memperhatikannya. Charlie,
Mr. Wonka dan coklat bar semua memiliki potensi untuk melakukan hal yang lebih
besar dari pada dugaan banyak orang. Penampilan Charlie yang menyedihkan
menyembunyikan kekuatan batinnya dan kemampuannya untuk bertahan lebih lama
dari anak-anak lain dan akhirnya mengendalikan seluruh pabrik coklat. Figur
kecil Mr. Wonka menyamarkan energinya yang besar dan kekuatannya yang luar
biasa untuk menentukan nasib anak-anak dan mengabulkan keinginan mereka. Satu
coklat bar berisi semua harapan dan impian Ccharlie. Ketika Charlie membuat
coklat bar tersebut dan menemukan tiket emas, dia pun menyadari betapa kuatnya
sesuatu yang kecil itu- seperti dirinya.
Kemiskinan vs. Kekayaan
Perbedaan
klasik antara mereka yang punya uang dan mereka yang tidak ada dalam cerita
Charlie and the Chocolate Factory. Selain itu, realita ini membantuk membentuk
moralitas cerita. Uang itu berbahaya terutama bila tidak digunakan dengan
hati-hati. Ayah Veruca menunjukkan semua aspek negatif dari kekayaan ketika dia
menggunakan uangnya utnuk memberikan Veruc sebuah tiket emas. Bahkan Charlie,
yang hampir tidak pernah berbicara buruk tentang siapa pun, mengatakan dia
tidak setuju dengan metode Mr. Salt. Sebaliknya, kemiskinan seringklai dapat
mengarah pada hal-hal yang baik. Charlie sangat miskin; dia sering kekurangan
makanan, dan dia tidur di lantai bersama orang tuanya. Tapi wibawa si kecil
Charlie dalam menghadapi kemiskinannya membuatnya menjadi karakter yang
disukai. Dia tidak mendambakan kekayaan yang besar- dia hanya ingin hidup
berkecukupan. Namun dia akhirnya diberikan kekayaan diluar mimpi terliarnya.
Veruca dihukum karena kekayaannya, yang disertai dengan ketidakmampuan orang
tuannya, menyebabkan dia menjadi anak nakal.
Apa yang Terjadi maka Terjadilah
Setelah
ditetapkan karakter mana yang baik dan mana yang buruk, masing-masing karakter
tersebut dihukum atau diberi penghargaan sesuai dengan kepribadiannya.
Anak-anak nakal- Veruca, Violet, Mike dan Augustus- menerima hukum Augustus,
yang hobi makan berlebih, terjebak dalam pompak cokelat yang akhirnya
menggepengkannya. Veruca, karena kenakanlannya, menolak tupai yang
diinginkannya. Selain itu, tupai lain menganggapnya sebagai orang jahat, dan
membuangnya ke saluran sampah. Violet, yang tidak bisa menahan godaan mengunyah
permen karet, dikunyah oleh blueberry raksasa. Mike, yang terobsesi dengan
televisi, diubah secara permanen dalam televisi. Dalam semua kasus ini,
anak-anak menjalani hukuman yang menyakitkan yang pada akhirnya menjadikan
mereka lebih baik. Sebagai anak yang baik, hanya Charlie yang menerima hadiah.
ESAI SINGKAT
Mr.
Wonka tidak dapat menoleransi keburukan. Kecuali Charlie, tiap anak memiliki
sisi buruknya masing-masing. Agustus serakah, Violet adalah penguyah permen
karet yang berlebihan, Veruca anak nakal, dan Mike Teavee tidak dapat
mengontrol obsesinya dengan televisi. Bahkan sebelum Mr. Wonka mengetahui
kelemahan anak-anak, reaksi tiap karakter sudah menunjukkan kelemahan yang
mereka miliki. Misalnya, setiap kali Mr. Bucket membaca tentang salah satu
pencari tiket di koran, kakek-nenek Charlie pasti membicarakan kekurangan
anak-anak ini. Kerumunan penonton di luar pabrik cokelat memperkuat pandangan
kakek-nene terhadap anak-anak lain. Hanya Charlie yang tidak memiliki cacat
karakter seperti mereka. Dia tidak berada dalam kerumunan, yang hanya bisa
mengatakan bahwa dia terlihat kurang gizi. Oleh karen itu masuk akal untuk
mengatakan bahwa Charlie akan bertahan lebih lama dari yang lain di pabrik
cokelat.
Kakek
Joe berbeda dari wali anak-anak lainnya dari banyak sisi. Pertama, dia lebih
tua dari yang lain. Dia juga lebih memiliki sisi kanak-kanak dalam dirinya.
Reaksinya ketika Charlie mendapatkan tiket emas bahkan lebih senang daripada
Charlie sendiri. Mr. Salt, di sisi lain, hanya puas telah memenuhi kebutuhan
putrinya, Kakek Joe juga satu-satunya orang dewasa yang berpikir bahwa Mr.
Wonka adalah sosok yang cerdas. Wali anak yang lain justru menganggapnya gila.
Namun, kakek Joe selalu kagum dengan apapun yang Mr. Wonka katakan dan lakukan.
Kakek Joe pun terlihat sangat tulus perhatiannya kepada Charlie. Wali yang
lainnya nampak hanya ketika sesuatu yang buruk terjadi kepada anak mereka.
Tampaknya secara tidak langsung hal ini menunjukkan Mr. Dahl percaya bahwa
secara umum orang dewasa bukanlah sosok yang begitu baik. Entah mereka tidak
bisa dipercaya atau sederhananya tidak memiliki integritas. Namun, bisa saja di
sana dan di sini ada sosok orang dewasa seperi Kakek Joe, yang bisa berteman
dengan anak kecil.
Mr.
Wonka menunjuk Charlie untuk menjalankan pabriknya. Charlie adalah anak
laki-laki yang ringkih, pendiam, dan sangat tidak egois. Dia tidak pernah mau
menerima makanan tambahan dari orang tuanya, karena itu berarti mengambil
makanan jatah mereka. Dia tidak pernah mengeluh akan hidupnya, meskipun dia
tidur di lantai, yang sangat dingin, dan tidak pernah makan dengan cukup. Dia
tidak pernah meminta apapun dan selalu melakukan apa yang diperintahkan.
Sepanjang cerita, Mr. Wonka menolak banyak anak lain. Anak-anak ini keras kelapa,
serakah, egois, dan bebal. Karena Mr. Wonka telah menyingkirkan anak-anak lain,
dia tidak perlu lagi mencari sifat seperti yang dimiliki Charlie. Dia mencari
kualitas pribadi seperti Charlie untuk menjalankan pabriknya sama seperti saat
dia menjalankannya. Jika dia memilih salah satu dari anak bebal itu- atau
bahkan orang dewasa- orang tersebut mungkin tidak akan menjalankan pabrik
seperti yang diinginkannya. Dengan memilih Charlie, anak yang bertanggung
jawab, Mr. Wonka memastikan bahwa pabriknya akan berjalan seperti yang
diinginkannya bila dia meninggal kelak.
Comments
Post a Comment