Analisis Novel The Power of Sympathy


Memahami The Power of Sympathy

Diterjemahkan dari GradeSaver


Latarbelakang The Power of Sympathy

The Power of Sympathy karya William Hill Brown memiliki tempat khusus dalam sastra Amerika. Dengan diterbitkan oleh Isaiah Thomas and Company of  Boston pada tahun 1789, The Power of Sympathy menjadi novel pertama yang ditulis oleh seorang Amerika yang lahir di Amerika dan dicetak untuk diterbitkan di Amerika.

Perjalanan untuk menjadi novel Amerika pertama bahkan lebih mengesankan dengan memahami bahwa novel tersebut harus melewati sensibilitas kaum Puritan yang kuat yang masih ada di Boston bahkan setelah Revolusi. Salah satu penilaian kaum Puritan akan sebuah fiksi adalah dipenuhi dengan ketidakjujuran dan penipuan. Akibatnya, William Hill Brown harus menegaskan dalam halaman awal edisi pertama bahwa narasi yang disajikan adalah “Dituliskan dalam Kebenaran.” Adapun terkait isi yang agak cabul (pada waktu itu) berupa godaan inses dan seks, ia menemukan cara untuk menutupinya dengan menyatakan bahwa novel adalah sarana yang baik untuk mengungkap konsekuensi berbahaya dari perilaku inses agar tidak ada korban berikutnya.

Mungkin tidak perlu dikatakan sih, The Power of Sympathy awalnya diterbitkan secara anonim. Faktanya, hingga abad ke 19 pengarangnya lebih sering dikaitkan dengan Sara Wentworth Morton. Morton adalah seorang penyair terkenal yang dalam dunia kepengarangan dikenal sebagai saudari Fannny Apthorp yang dalam kritik Perez Morton disebutkan sebagai sumber inspirasi dibalik kisah tragis Brown. Siapa yang lebih tahu detail cerita seperti yang digambarkan Brown dengan sangat jelas (pada masanya) daripada seseorang yang benar-benar terlibat didalamnya?

Baru pada tahun 1894, lebih dari satu abad setelah publikasi, Brown akhirnya ditetapkan sebagai pengarang novel yang sebenarnya. Fakta bahwa pencipta sebenarnya The Power of Sympathy kebetulan adalah tentangga keluarga Morton, mungkin, murni sebuah kebetulan.

 

TEMA

Bahaya sebuah Rahasia

Meskipun temannya Jack menyataan sebaliknya, Thomas terlibat dalam hubungan rahasia dengan Harriot. Pasangan itu takut akan cibiran dari komunitas mereka. Mungkin mereka terlalu terburu-buru menjalin hubungan. Terlepas dari apapun alasannya, rahasia perselingkuhan mereka pada akhirnya menimbulkan rasa malu untuk mereka. Ketika masyarakat mengetahui perselingkuhan itu, mereka bereaksi dengan jijik apalagi mereka tahu bahwa Thomas dan Harriot adalah saudara kandung. Jika pasangan itu bisa berterus-terang dengan orang-orang yang peduli dengan mereka, mungkin reputasi keduanya bisa diselamatkan.

Subversi Keintiman

Tokoh yang seharusnya dekat dengan satu sama lain tidak saling berbagi cerita. Justru mereka yang tidak ada relasi dengan tokoh terkait malah dapat menjadi dekat dan saling membela, bahkan mengorbankan kewarasan mereka. Misalnya, sebagai saudara perempuan Thomas, Myra harusnya cukup dekat dengannya. Dia, bagaimanapun, adalah salah satu tokoh terakhir yang mengetahui hubungan Thomas dan Harriot. Thomas menghabiskan banyak waktu berduaan dengan Harriot, menumbuhkan benih-benih cinta dengan perempuan yang ternyata adalah saudarinya. Sedangkan Jack dan Thomas, mereka adalah teman dekat di awal cerita, namun seiring berjalannya waktu rahasia Thomas dan Harriot mulai membebani Jack dan perlahan menjauhi mereka. Perlindungan dari hubungan mereka yang awalnya berjalin dengan baik menjadi gagal karena hubungan dengan semua tokoh berubah menjadi keintiman subversive yang membahayakan hubungan Thomas dan Harriot.

Beban Reputasi

Pada dasarnya para protagonist -Thomas dan Harriot- keduanya bunuh diri karena malu. Mereka dibuat gila dengan gunjingan masyarakat akan hubungan mereka. Karena ketakutan akan resiko ini, Thomas memilih untuk merahasiakan hubungan mereka, meskipun  teman-temannya telah sering menasihati. Terlepas dari peringatan itu, kebenaran pun akhirnya terungkap, bersama dengan kenyataan bahwa Thomas dan Harriot itu bersaudara, yang juga merupakan berita mengejutkan bagi pasangan tersebut. Merasa terpukul akan hubungan inses mereka dan akhir yang mengenaskan dari hubungan mereka, sepasang kekasih itu terkucil dari masyarakat. Tidak dapat mengatasi tekanan besar itu, mereka kemudian bunuh diri secara terpisah karena keputusasaan dan kehilangan status sosial mereka serta kebingungan akan hubungan menjijikkan yang mereka jalani.

ANALYSIS

    Bagian penting yang harus dipertimbangkan ketika menafsirkan atau menganalisis karya seni ini adalah mengingat bahwa cerita ini, meskipun fiksi, memang mencerminkan kontroversi nyata yang terjadi di New England abad ke-18 di mana tetangga penulis novel ini menghamili simpanannya yang kemudian bunuh diri karena malu dan bingung.

    Upaya Brown untuk membuat cerita fiksi kemungkinan merupakan upayanya untuk mengatasi kebingungan perihal perselingkuhan dalam masyarakatnya. Beberapa tema juga hadir untuk menopang isu ini.

    Yang pertama adalah bahwa kesopanam bukan hanya demi menjaga norma sosial. Dalam novel, jika hubungan itu tidak dilakukan sesuai norma, maka sifat hubungan itu seharusnya hanya diketahui oleh yang terlibat saja untuk menghindari rasa malu dan rasa bersalah.

    Tema lainnya adalah tentang rasa malu. Budaya Amerika berbeda pada saat itu: melakukan sesuatu yang tidak layak tidak dibenci tapi juga adalah alasan untuk kematian dan pengucilan. Bunuh diri dalam buku ini kemungkinan bukan hanya respon terhadap keresahan dari pasangan itu, tetapi juga jalan keluar terbaik terhadap kenyataan pahit yang akan menghantui di sisa hidup mereka.

 


Comments

Popular posts from this blog

Analisis Novel Emma

Analisis Novel The Secret Garden

Analisis Novel Breakfast at Tiffany's