Analisis Novel Animal Farm
Memahami Animal Farm
diterjemahkan dari Sparknotes
Konteks Sejarah
Politik Orwell
Mengingat Animal Farm sangat kritis dengan Komunisme Soviet, beberapa pembaca mungkin terkejut bila mengetahui bahwa Orwell adalah seorang sosialis yang setia. Sebagai hasil dari pengalamannya menjadi polisi kolonial di Burma dan hidup dalam lingkungan kelas pekerja Inggris dan Paris, Orwell kemudian menjadi musuh bebuyutan kolonialisme dan kapitalisme. Pada akhirnya, dia bergabung dalam Partai Sosialis Buruh Independen, dia mendokumentasikan dan mengembangkan pandangan politiknya ke dalam beberapa esai dan buku, yang paling terkenal yaitu The Road to Wigan Pier (1937).
Pada tahun 1936, Orwell melakukan perjalanan ke Spanyol untuk melawan kelompok fasis di Peran Saudara Spanyol. Saat di Spanyol, Orwell terperangkap dalam perselisihan antara dua kekuatan kelompok komunis, Stalinis dan Trotskyis, dia pun beruntung karena dapat melarikan diri. Pengalaman ini menyulut kebencian seumur hidupnya akan Stanilisme dan totarianisme pada umumnya. Dia muak dengan sikap sosialis British yang bersedia membela Stalin, dan salah satu tujuan utamanya dalam menuliskan Animal Farm adalah untuk mengekspos kekejaman dan kemunafikan Stalinisme kepada para sosialis British. Novel pendek tersebut juga menggambarkan kapitalisme-yang direpresentasikan oleh rezim Jones dan Pilkington-dengan kejam. Penggambaran akan karakter Boxer dan “hewan rendah” lainnya merupakan wujud dari rasa simpati Orwell terhadap orang-orang yang tertindas
Konteks Kesastraan
Orwell dan Alegori Politik
Animal Farm mengacu pada tradisi alegori yang kaya. Alegori politik adalah jenis cerita yang menggunakan karakter dan situasi hayalan untuk menyindir peristiwa-peristiwa politik yang nyata adanya. George Orwell adalah pengagum penulis abad tujuh belas dan delapan belas, Jonathan Swift. Dalam karya paling termahsyurnya, Gulliver’s Travel, Swift menyindir kebijakan-kebijakan pada eranya dengan membayangkan mereka seperti “liliput”, makhluk kecil di sebuah pulau tak berpenghuni. Bila sindiran Swift memindahkan peristiwa dalam masyarakat Inggris ke negara imajiner di luar Inggris untuk lebih bebas mengkritik pemerintahan Inggris, novel Orwell justru melakukan sebaliknya, membawa peristiwa di Uni Soviet ke dalam masyarakat pedesaan Inggris.
Melalui penceritaan itu Orwell berargumen bahwa peristiwa-peristiwa revolusi Soviet lebih dekat daripada yang disadari oleh pembacanya. Animal Farm pada gilirannya mempengaruhi banyak alegori politik lainnya. Mungkin salah satu yang paling terkenal diantaranya adalah karya William Golding Lord of the Flies, yang mengalegorikan kegagalan penguasa Eropa dengan membayakan mereka sebagai anak sekolah Inggris yang berkelahi memperebutkan sebuah pulau tropis.
Ide Utama
Dalam Animal Farm setiap spesies hewan memiliki kemampuan dan level intelinjensi yang berbeda-beda. Para babi dan anjing memiliki kecakapan dalam membaca dan menulis, sementara Boxer (si kuda) dan kebanyakan hewan lainnya tidak memiliki pengetahuan seperti itu. Perbedaan tingkat pendidikan ini terefleksi dalam hirarki yang muncul di Animal Farm: babi dan anjing berada di posisi atas, Boxer dan “hewan rendah lainnya” berada di bawah. Salah satu interpretasi tentang perbedaan kecerdasaan para hewan menunjukkan bahwa beberapa spesies-seperti babi- ditakdirkan untuk memerintah, sementara hewan rendah (kuda, sapi, ayam) ditakdirkan untuk menderita. Jika interpretasi ini dapat dibenarkan, maka pembagian kelas seperti yang digambarkan dalam novel memang alamiah dan tak dapat dihindarkan, si pintar-atau yang lebih licik-akan selalu berada di atas.
Di sisi lain, Animal Farm menunjukkan bahwa kecerdasan para babi tidak serta-merta membuat mereka cakap dan produktif daripada hewan lainnya. Kecerdasan babi bahkan jarang menyumbangkan sesuatu yang berguna. Ide besar Snowball-yang ditiru oleh Napoleon-adalah kincir angin, yang bahkan hanya menyiakan bertahun-tahun waktu para hewan. Kecerdasan para babi hanya digunakan untuk memanipulasi hewan lain. Squealer menggunakan kemampuan retorikanya untuk memberikan penjelasan licik tentang kebohongan Napoleon. Begitupun dengan Napoleon, satu-satunya kesempatan dia menunjukkan kecerdasannya adalah saat melatih para tentara anjing.
Pada situasi yang sama, Benjamin dan Muriel yang memiliki kecerdasan setara dengan para babi namun tidak pernah mendapatkan kekuasaan sama sekali. Kekurangan Benjamin dan Muriel dalam kekuatan politiknya menunjukkan bahwa bukan hanya kecerdasan yang membuat para babi berada di hirarki tertinggi, tetapi kecerdasan yang digabungkan dengan kebersediaan mereka untuk menguasai yang lainnya. Animal Farm juga menyinggung bahwa mungkin kekuatan yang sebenarnya dalam Animal Farm adalah si Boxer, sang kuda. Dia mengalahkan petani manusia, melakukan pekerjaan paling banyak, menghasilkan kekayaan paling banyak, dan di bab 7 dijelaskan bahwa dia bisa saja dengan mudah menghancurkan ajing-anjing Napoleon.
Esai Pendek
Sebagaimana yang dilakukan oleh Stanlin, Napoleon lebih memilih untuk bekerja di balik layar dengan membangun kekuatan melalui manipulasi dan perjanjian, sementara Snowball mengabdikan dirinya, seperti yang dilakukan Leon Trotsky, untuk memperoleh dukungan melalui gagasannya, pidato yang penuh gairah, dan kesuksesan dalam berdebat dengan lawannya. Snowball tampak bekerja dalam sistem politik, sementara Napoleon mengindari hal tersebut. Napoleon, sebagai contoh, mengerti akan peran tentara dalam kontrol politik, seperti yang terlihat jelas ketika dia menggunakan serangan para anjing untuk mengusir Snowball dari peternakan.
Terlepas dari taktik intimidasi Napoleon, Orwell tidak membiarkan kita untuk menjadikan Snowball sebagai alternatif lainnya. Snowball tidak melakukan apapun untuk mencegah konsolidasi kekuasaan di tangan para babi, juga tidak menghentikan ketimpangan distribusi barang demi kepentingan para babi-dia bahkan mungkin terlibat di dalamnya sejak awal. Lebih lanjut, cita-cita Animal Farm-sama seperti cita-cita Orwell akan versi sosialisme awal-berakar di demokrasi, mengambil keputusan dengan melibatkan semua pihak. Ketika satu hewan memegang kendali atas yang lainnya mereka akan melanggar cita-cita tersebut dan pada dasarnya membuat Animal Farm sama seperti peternakan yang dijalankan manusia-suatu kemungkinan yang tidak dapat dihindarkan di akhir novel. Namun motif mereka dalam merebut kekuatan mungkin agak berbeda-Napoleon nampaknya memiliki nafsu yang kuat untuk mengontrol, sementara Snowball nampak menganggap dirinya jenius yang seharusnya menjadi pemandu kesuksesan peternakan-masing-masing memiliki potensi untuk menjadi diktator. Tidak satupun dari babi itu yang memikirkan kepentingan hewan lainnya, dan dengan demikian tidak ada satupun yang merepresentasikan cita-cita sosialis Animal Farm.
Dalam sejarahnya, fabel dan parabel (cerita perumpamaan) menyediakan jalan bagi penulis untuk mengkritik individu dan institusi tanpa membahayakan diri mereka: penulis dapat dengan mudahnya menyatakan bahwa mereka hanya menulis sebuah cerita fiksi- sebuah angan-angan, tak berarti, cerita anak-anak. Bahkan sampai sekarang, ketika banyak negara yang membungkam kebebasan berbicara, fabel masih ada sebagai cara yang tidak terlalu berbahaya. Orwell tidak pernah membicarakan Stalin secara langsung. Selain itu, Bahasa fabel terdengar lembut, menggoda dan tidak menuduh; pembaca dapat terhayut dalam cerita dan mengikuti alurnya dengan mudah. Dalam menulis fabel, Orwell memperluas jangkaun pembacanya dan mengingatkan mereka sebelum dia memulai.
Sebab fabel menyediakan perkembangan bagi banyak karakter, Orwell dapat menggunakan karakterisasi untuk menambahkan unsus-unsur simpati pada argumennya. Khususnya dengan menceritakan cerita dari sudut pandang para hewan. Orwell mengajak kita terlibat untuk meposisikan diri sebagai kelas pekerja yang dia gambarkan. Oleh karena itu, fabel memungkinkannya untuk menggugah emosi secara lebih meyakinkan dari pada sebuah esai politik yang mungkin tidak bisa melakukan hal tersebut.
Sebagai tambahan, dalam kasus Animal Farm, nuansa cerita yang ringan, pedesaan, dan polos itu sangat berlawanan dengan realita kelam, korup, dan kejam yang coba diungkapnya. Pertentangan ini menambah ironi cerita: sama seperti latar dan penyajian cerita yang indah memungkiri subjek materi yang menyedihkan, demikian juga kita melihat cita-cita utopis sosialisme memberi jalan kepada rezim totaliter di mana kelas bawah menderita.
Pada akhirnya, menulis dengan genre fabel, Orwell menguniversalkan pesannya. Meskipun beberapa jenis hewan dan peristiwa-peristiwa yang ditampilkannya dengan jelas mengidentifikasi kesamaan tertentu dengan peristiwa dunia nyata, status mereka sebagai simbol memungkinkan mereka untuk menandakan waktu dan tempat tertentu. Orwell sendiri mendorong adanya interpretasi yang luas ini: sementara karakter Napoleon, contohnya, mengacu secara langsung pada perbuatan dan lingkungan Stalin, justru namanya mirip dengan jenderal Prancis yang berubah menjadi otokrat, Napoleon.
Animal Farm tidak diceritakan dari perspektif hewan tertentu: dan sejujurnya tidak memiliki tokoh protagonis. Melainkan cerita itu disajikan melalui perspektif hewan sebagai kelompok: kita membaca, misalnya, bahwa “hewan-hewan itu tercengang… butuh beberapa menit untuk mereka dapat mengerti semuanya.” Teknik ini memungkinkan Orwell untuk menggambarkan keadaaan masyarakat biasa secara lebih luas yang menderita di bawah rezim komunisme. Melalui pemilihan perspektif narasi ini, dia menunjukkan kesetiaan, kepolosan, keluguan, dan etos kerja dari kelas hewan biasa. Dengan cara ini, dia dengan efektif mempertanyakan mengapa banyak orang yang terus menerima dan mendukung pemerintah komunis Rusia, misalnya, meskipun mereka membuat mereka kelaparan dan ketakutan dan meskipun setelah tujuannya dengan sangat jelas dan pasti gagal.
Apa Arti dari Akhir Cerita?
Pada akhir Animal Farm, Pilkington dan beberapa peternak manusia lainnya menghadiri makan malam bersama para babi di rumah peternakan. Ketika hewan lain mengamati pesta itu melalui jendela mereka tidak bisa membedakan antara manusia dan hewan. Para hewan telah berpakaian dan bertingkah layaknya manusia. Di akhir cerita dalam novel digambarkan tentang kesadaran para hewan bahwa babi telah berubah menjadi kejam dan opresif seperti para manusia. Akhir cerita juga menyatakan bahwa kekuasaan politik selalu sama saja, siapapun yang memegang kendali dan ideologi apapun akan dipakai untuk membenarkannya, komunis atau kapitalis. Yang paling penting dari semua itu, akhir cerita menyatakan bahwa semua orang yang berkuasa adalah pembohong dan manipulator. Pada pengamatan terakhir kita di pesta makan malam, Mr. Pilkington dan Napoleon bertengkar karena mereka berdua mencoba untuk berbuat curang dalam permainan kartu dengan cara yang sama dan di waktu bersamaan. Akhir cerita tidak menawarkan harapan pada adanya sistem politik yang bisa memberikan kesetaraan yang sebenarnya pada semua orang. Sebaliknya, akhir cerita menunjukkan bahwa semua sistem politik yang korup akan mengalami kegagalan.
catatan: Untuk mendapatkan analisis novel yang lebih lengkap silahkan berkunjung ke Sparknotes
Comments
Post a Comment